18/10/12

I'm Back for You...


Di tempat yang gelap dan hening

“Dia sudah tiba”

Entah ini dimana, suasana disini begitu asing. Aku baru saja terbangun dari tidur lelapku tapi kenapa aku ada di tempat aneh ini? Kenapa bukan dikamarku.

“Selamat datang di tempat kami” seseorang – ah aku juga tidak yakin dia orang tubuhnya berbayang atau aku yang pusing?- yang asing itu menyambut ku yang baru terbangun. Tunggu. Maksudnya apa mengatakan selamat datang di tempat mereka? Memang ini bukan di bumi? Lalu dimana? Fikiranku kalut. Sungguh. Aku di tempat yang aneh bersama semua orang aneh ini.

“Kalian siapa? Aku dimana?”
“Kami keluarga barumu. Ini adalah tempat untuk orang-orang yang belum menyampaikan isi hatinya semasa hidupnya” memang ada tempat seperti itu di dunia? Tunggu. Tadi seingatku ada kata-kata semasa hidupnya. Jadi maksudnya? Aku? Gak. Gak mungkin. Ini pasti mimpi. Pasti. Aku menampar pipiku sendiri berharap membuat ku bangun dari mimpi ini. Semakin lama tamparanku semakin kencang karena aku semakin frustasi. Aku tetap di tempat aneh ini.

“ Kau tidak bermimpi. Ini nyata” kata seseorang diujung sana. Suaranya pelan. Nadanya terdengar lembut. Tubuhnya hanya seperti bayangan. Bayangan putih. Dia tersenyum menatapku

“Kau telah tiada. Dan disini lah kamu sekarang. Bersama kami” orang itu tersenyum. Samar-samar aku mengingat kejadian aneh. Aku yang sedang mengendarai sepeda motor lalu tiba-tiba dari arah belakang mobil truk besar menabrakku sehingga aku dan motor ku terlempar dan semuanya gelap. Lalu aku terbangun ditempat ini.

“Jadi aku?” aku masih ragu walau aku sendiri sudah mengingat kejadian sebelumnya
“Ya. Kau telah pergi meninggalkan duniamu”
“lalu mengapa aku disini? Mengapa bukan di surga atau neraka?”
“kau disini karena ada hal yang belum kau selesaikan semasa kau hidup”
“hutang maksudnya?” aku mengingat-ngingat setiap kejadian saat aku masih hidup tapi aku tidak ingat pernah berhutang.
Orang – yang berbayang- itu tersenyum
“bukan. Tapi isi hati kamu yang belum kau sampaikan”
“Ha?” bukannya aku tidak mendengar aku hanya tidak mengerti. Terus kalau ada isi hati aku yang belum disampaikan aku harus gimana? Aku kan sudah mati.

“Kami akan mengidupkan mu lagi. Hanya 1 hari. Hanya untuk memberitahu isi hatimu pada seorang pria bernama Nathan”
Dari mana dia tau soal Nathan? Hah ini semakin membingungkan
“Lalu? Kalau yang sudah tau aku mati bagaimana? Dia bisa mengira aku hantu kan?”
“Kau akan kami kirim ke jogja. Tempat Nathan kuliah. Dan saya jamin tidak akan ada yang mengenalimu selain Nathan” dari mana lagi dia tau tentang Nathan yang kuliah di jogja???
“ Dan kamu boleh pergi ke dunia untuk menemui keluargamu sekali lagi dalam bentuk bayangan seperti ini. Takkan ada yang bisa melihatmu” aku merinding. Aku merasa seperti hantu. Ah tapi itu ide bagus. Saat kecelakaan terjadi sebelumnya aku sudah tidak bertemu keluarga ku 1 bulan karena kesibukkan kuliah dan aku tinggal di kost-an.
Disinilah aku sekarang. Didepan rumahku. Dengan langkah pasti aku berjalan menuju rumahku. Rumah yang sebulan ini tidak pernah ku tengokki.
Aku dilarang masuk. Aku hanya boleh melihat keluargaku dari luar melalui jendela. Dan disanalah mereka. Semua keluarga ku sedang berkumpul dan bercanda ria. Ya Tuhan sudah lama sekali aku tidak melihat ini. Keluarga ku berkumpul. Lengkap. Bercanda. Saling berbagi cerita. Walau sekarang tak ada aku didalamnya tapi mereka tetap terlihat bersama. Mataku berkaca-kaca. Membayangkan aku ditengah-ditengah kehangatan yang jarang terjadi ini.
Keadaan yang aku inginkan bertahun-tahun lamanya. Dan kini terwujud. Walau tanpa aku.
            Air mataku mengalir. Air mata bahagia. Rasanya bahagia sekali pergi dengan keadaan seperti ini. Ternyata walau sudah menjadi bayangan seperti ini aku masih bisa meneteskan air mata. Aku pun tersenyum dan berbalik meninggalkan keluarga dan rumah tercintaku.

“Sudah siap untuk bertemu Nathan?” aku menggeleng. Aku takut.
“Apa yang membuatmu takut?” Aku menggeleng lagi.
“Baiklah. Kalau begitu kita hidupkan kau kembali esok hari”
“Tapi....boleh aku bertemu Nathan dengan keadaan seperti ini? Aku ingin bisa memantapkan hati aku untuk bertemu dengannya”
Orang itu -yang kuketahui bernama azla- sejenak memikirkan permohonanku.
“Baiklah. Tapi hanya 15 menit seperti kau menemui keluargamu” aku mengangguk. 15 menit cukup untuk menghapus rinduku.

            Entah bagaimana caranya, aku bersama azla kini tiba di jogja. Dan tidak jauh dihadapanku ada Nathan yang sedang bersama teman-temannya. Dia sangat berbeda. Mulai dari rambut hingga gayanya sungguh jauh berbeda. Dia sangat tampan. Jauh lebih tampan dari yang sebelumnya. dia terlihat begitu bahagia. Aku berani taruhan dia pasti tidak tahu soal kepergianku. Aku terus menatapnya.  Hingga tanpa sadar 15 menit berlalu dan kini aku sudah kembali di tempat aneh ini lagi.


Keesokan harinya...

Hari ini tiba. Hari aku dihidupkan lagi hanya untuk mengungkapkan isi hatiku yang kupendam selama 6 tahun.

“Waktumu hanya 30 menit. Dan setelah semuanya selesai kamu akan pergi ketempat yang semestinya”

Aku hanya terdiam. Fikiranku kacau memikirkan kata-kata yang akan ku ucapkan pada Nathan.

Jogja

Here i am. Tepat dibelakang Nathan yang sedang berjalan.

“Nathan...” setelah berusaha sekuat mungkin untuk mengeluarkan suara akhirnya aku berani memanggil Nathan. Dia menoleh. Terlihat sedikit bingung. Aku pun berjalan menghampirinya dan berdiri tepat dihadapannya

“Masih inget gue kan?” dia terlihat berfikir. Namun kemudian dia tersenyum
“Inget. Tapi lo beda banget Sya” hah syukurlah dia inget. Aku jadi senyam senyum karena ternyata dia inget aku
“Lo kuliah disini?” aku menggeleng. Aku Cuma dikasih waktu 30 menit unutk menceritakan semua dan sekarang aku sudah menghabiskan 10 menit.
“Ada hal yang harus banget gue kasih tau ke elo. Alasan gue kembali kesini”
“Soal apa?”
ah tempatnya kurang enak buat ngungkapin isi hati. Dan pas banget aku lihat taman jadi aku ajak Nathan kesana.

Disini kita sekarang. Duduk leseh dirumput yang untungnya bersih dan menghadap ke danau. Beautiful view.

“Sebelumnya yang harus lo lakukan hanyalah dengerin semua ocehan gue. Oke?” aku mencoba membuat perjanjian terlebih dahulu dengan Nathan.
“As your wish” balas Nathan sambil tersenyum manis. Haaaahhh kenapa pas aku udah gak ada baru bisa kayak gini. Mataku jadi berkaca-kaca. Tapi sedetik kemudian aku inget tujuan utama aku kesini.

“Dari mana ya mulainya hehe” aku malah garuk-garuk kepala
“emm okeh. seiring berjalannya waktu. Berlalunya hari tanpa terasa 6 tahun sudah perasaan ini bersemayam dihati gue. Perasaan sayang gue yang gue simpen rapih untuk lo Nat. Saking rapihnya gue bahkan bisa mengelabui orang-orang sampe mereka gak tau kalo ternyata gue sayang sama lo. Termasuk lo. Waktu masih smp gue sering curi-curi waktu untuk sekedar absen wajah lu. ya walau cuma gitu tapi gue tetep seneng. Pas kita udah lulus, kita beda SMA. Gue udah bener-bener jarang banget liat lo paling cuma pas reunian aja itupun setahun sekali. Gue fikir kalo udah jarang ketemu gue bakal lupa sama lo ternyata engga. Sampe saat ini. Sampe gue harus kembali hanya untuk menceritakan ini semua. Rasa itu masih ada Nath” Akhirnya. Keluar semua deh isi hati aku. Haaaaaaahhh legaaaaa bangeet. Aku coba liat reaksi Nathan. Dia cuma diam. Tatapannya kosong menatap danau. Aku lihat jam dan tinggal 3 menit tersisa.

“Maaf” samar-samar aku mendengar Nathan bilang maaf. Aku coba memastikan namun kemudian dia hanya diam.
“Ada yang bisa gue lakuin untuk gantiin 6 tahun yang udah lu kasih untuk gue?” aku berfikir. Apa? Aku udah mati bisa minta apa. Ah aku tau. Keinginan yang pengen banget aku dapetin dari Nathan.
“emm boleh minta peluk gak? Hehe” ujar aku sambil cengar-cengir. Aku liat Nathan senyum sambil membuka lebar tanganya agar aku bisa memeluknya. Segera saja aku memeluk tubuh hangatnya. Ini yang pertama dan terakhir.
Benar dugaanku tubuhnya hangat. Wangi. Menenangkan. Aku menangis. antara senang dan sedih. Senang karena akhirnya hal ini terjadi. Sedih karena ini adalah pertemuan yang terakhir. Aku lihat jam. Mataku terbelalak. Tinggal 1 menit lagi. Aku gak mungkin tiba-tiba hilang di depan Nathan bisa-bisa dia pingsan. Aku segera melepaskan pelukanku dengan Nathan. Kemudia menghapus air mataku.

“Thanks yah. For everything” senyumku dipaksa. Karena jujur rasanya perih sekali harus berpisah untuk selamanya dengan orang yang begitu kamu cintai.

Aku pergi jauh dari Nathan. Dan pergi ke tempat yang seharusnya.


EPILOG

Saat liburan tiba, Nathan balik ke kota Jakarta. Betapa terkejutnya Nathan ketika dia mendapati kabar bahwa Risya telah tiada 3 bulan yang lalu. Dia masih ingat pertemuannya antara Risya 2 bulan yang lalu. Antara tidak percaya dan ngeri Nathan membayangkan pertemuan tersebut. Bahwa Risya yang bersamanya adalah rohnya Risya.
            Namun, Nathan sekarang mengerti apa yang dimaksud Risya dengan ‘kembali kesini’, awalnya ia bingung, namun sekarang dia paham. Bahwa dia diminta kembali lagi kedunia untuk menemuinya. Mengutarakan isi hati yang dipendamnya selama 6 tahun lamanya. Nathan tersenyum. Nathan begitu berterima kasih atas apa yang Risya lakukan untuknya. Mencintainya. Hingga akhir hidupnya bahkan setelahnya. Semoga lo tenang disana ya, Sya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar