Di
tempat yang gelap dan hening
“Dia
sudah tiba”
Entah
ini dimana, suasana disini begitu asing. Aku baru saja terbangun dari tidur
lelapku tapi kenapa aku ada di tempat aneh ini? Kenapa bukan dikamarku.
“Selamat
datang di tempat kami” seseorang – ah aku juga tidak yakin dia orang tubuhnya
berbayang atau aku yang pusing?- yang asing itu menyambut ku yang baru
terbangun. Tunggu. Maksudnya apa mengatakan selamat datang di tempat mereka?
Memang ini bukan di bumi? Lalu dimana? Fikiranku kalut. Sungguh. Aku di tempat
yang aneh bersama semua orang aneh ini.
“Kalian
siapa? Aku dimana?”
“Kami
keluarga barumu. Ini adalah tempat untuk orang-orang yang belum menyampaikan
isi hatinya semasa hidupnya” memang ada tempat seperti itu di dunia? Tunggu.
Tadi seingatku ada kata-kata semasa hidupnya. Jadi maksudnya? Aku? Gak. Gak
mungkin. Ini pasti mimpi. Pasti. Aku menampar pipiku sendiri berharap membuat
ku bangun dari mimpi ini. Semakin lama tamparanku semakin kencang karena aku
semakin frustasi. Aku tetap di tempat aneh ini.
“
Kau tidak bermimpi. Ini nyata” kata seseorang diujung sana. Suaranya pelan.
Nadanya terdengar lembut. Tubuhnya hanya seperti bayangan. Bayangan putih. Dia
tersenyum menatapku
“Kau
telah tiada. Dan disini lah kamu sekarang. Bersama kami” orang itu tersenyum.
Samar-samar aku mengingat kejadian aneh. Aku yang sedang mengendarai sepeda
motor lalu tiba-tiba dari arah belakang mobil truk besar menabrakku sehingga
aku dan motor ku terlempar dan semuanya gelap. Lalu aku terbangun ditempat ini.
“Jadi
aku?” aku masih ragu walau aku sendiri sudah mengingat kejadian sebelumnya
“Ya.
Kau telah pergi meninggalkan duniamu”
“lalu
mengapa aku disini? Mengapa bukan di surga atau neraka?”
“kau
disini karena ada hal yang belum kau selesaikan semasa kau hidup”
“hutang
maksudnya?” aku mengingat-ngingat setiap kejadian saat aku masih hidup tapi aku
tidak ingat pernah berhutang.
Orang
– yang berbayang- itu tersenyum
“bukan.
Tapi isi hati kamu yang belum kau sampaikan”
“Ha?”
bukannya aku tidak mendengar aku hanya tidak mengerti. Terus kalau ada isi hati
aku yang belum disampaikan aku harus gimana? Aku kan sudah mati.
“Kami
akan mengidupkan mu lagi. Hanya 1 hari. Hanya untuk memberitahu isi hatimu pada
seorang pria bernama Nathan”
Dari
mana dia tau soal Nathan? Hah ini semakin membingungkan
“Lalu?
Kalau yang sudah tau aku mati bagaimana? Dia bisa mengira aku hantu kan?”
“Kau
akan kami kirim ke jogja. Tempat Nathan kuliah. Dan saya jamin tidak akan ada
yang mengenalimu selain Nathan” dari mana lagi dia tau tentang Nathan yang
kuliah di jogja???
“ Dan kamu boleh pergi ke dunia untuk menemui keluargamu sekali lagi dalam bentuk
bayangan seperti ini. Takkan ada yang bisa melihatmu” aku merinding. Aku merasa
seperti hantu. Ah tapi itu ide bagus. Saat kecelakaan terjadi sebelumnya aku
sudah tidak bertemu keluarga ku 1 bulan karena kesibukkan kuliah dan aku
tinggal di kost-an.
Disinilah
aku sekarang. Didepan rumahku. Dengan langkah pasti aku berjalan menuju
rumahku. Rumah yang sebulan ini tidak pernah ku tengokki.
Aku
dilarang masuk. Aku hanya boleh melihat keluargaku dari luar melalui jendela.
Dan disanalah mereka. Semua keluarga ku sedang berkumpul dan bercanda ria. Ya
Tuhan sudah lama sekali aku tidak melihat ini. Keluarga ku berkumpul. Lengkap.
Bercanda. Saling berbagi cerita. Walau sekarang tak ada aku didalamnya tapi
mereka tetap terlihat bersama. Mataku berkaca-kaca. Membayangkan aku
ditengah-ditengah kehangatan yang jarang terjadi ini.
Keadaan
yang aku inginkan bertahun-tahun lamanya. Dan kini terwujud. Walau tanpa aku.
Air mataku mengalir. Air mata
bahagia. Rasanya bahagia sekali pergi dengan keadaan seperti ini. Ternyata
walau sudah menjadi bayangan seperti ini aku masih bisa meneteskan air mata.
Aku pun tersenyum dan berbalik meninggalkan keluarga dan rumah tercintaku.
“Sudah
siap untuk bertemu Nathan?” aku menggeleng. Aku takut.
“Apa
yang membuatmu takut?” Aku menggeleng lagi.
“Baiklah.
Kalau begitu kita hidupkan kau kembali esok hari”
“Tapi....boleh
aku bertemu Nathan dengan keadaan seperti ini? Aku ingin bisa memantapkan hati
aku untuk bertemu dengannya”
Orang
itu -yang kuketahui bernama azla- sejenak memikirkan permohonanku.
“Baiklah.
Tapi hanya 15 menit seperti kau menemui keluargamu” aku mengangguk. 15 menit
cukup untuk menghapus rinduku.
Entah bagaimana caranya, aku bersama
azla kini tiba di jogja. Dan tidak jauh dihadapanku ada Nathan yang sedang
bersama teman-temannya. Dia sangat berbeda. Mulai dari rambut hingga gayanya
sungguh jauh berbeda. Dia sangat tampan. Jauh lebih tampan dari yang
sebelumnya. dia terlihat begitu bahagia. Aku berani taruhan dia pasti tidak
tahu soal kepergianku. Aku terus menatapnya.
Hingga tanpa sadar 15 menit berlalu dan kini aku sudah kembali di tempat
aneh ini lagi.
Keesokan
harinya...
Hari
ini tiba. Hari aku dihidupkan lagi hanya untuk mengungkapkan isi hatiku yang
kupendam selama 6 tahun.
“Waktumu
hanya 30 menit. Dan setelah semuanya selesai kamu akan pergi ketempat yang
semestinya”
Aku
hanya terdiam. Fikiranku kacau memikirkan kata-kata yang akan ku ucapkan pada
Nathan.
Jogja
Here i am. Tepat
dibelakang Nathan yang sedang berjalan.
“Nathan...”
setelah berusaha sekuat mungkin untuk mengeluarkan suara akhirnya aku berani
memanggil Nathan. Dia menoleh. Terlihat sedikit bingung. Aku pun berjalan
menghampirinya dan berdiri tepat dihadapannya
“Masih
inget gue kan?” dia terlihat berfikir. Namun kemudian dia tersenyum
“Inget.
Tapi lo beda banget Sya” hah syukurlah dia inget. Aku jadi senyam senyum karena
ternyata dia inget aku
“Lo
kuliah disini?” aku menggeleng. Aku Cuma dikasih waktu 30 menit unutk
menceritakan semua dan sekarang aku sudah menghabiskan 10 menit.
“Ada
hal yang harus banget gue kasih tau ke elo. Alasan gue kembali kesini”
“Soal
apa?”
ah tempatnya kurang enak buat ngungkapin isi hati. Dan pas banget aku lihat taman jadi aku ajak Nathan kesana.
ah tempatnya kurang enak buat ngungkapin isi hati. Dan pas banget aku lihat taman jadi aku ajak Nathan kesana.
Disini
kita sekarang. Duduk leseh dirumput yang untungnya bersih dan menghadap ke
danau. Beautiful view.
“Sebelumnya
yang harus lo lakukan hanyalah dengerin semua ocehan gue. Oke?” aku mencoba membuat
perjanjian terlebih dahulu dengan Nathan.
“As
your wish” balas Nathan sambil tersenyum manis. Haaaahhh kenapa pas aku udah
gak ada baru bisa kayak gini. Mataku jadi berkaca-kaca. Tapi sedetik kemudian
aku inget tujuan utama aku kesini.
“Dari
mana ya mulainya hehe” aku malah garuk-garuk kepala
“emm
okeh. seiring berjalannya waktu. Berlalunya hari tanpa terasa 6 tahun sudah
perasaan ini bersemayam dihati gue. Perasaan sayang gue yang gue simpen rapih
untuk lo Nat. Saking rapihnya gue bahkan bisa mengelabui orang-orang sampe
mereka gak tau kalo ternyata gue sayang sama lo. Termasuk lo. Waktu masih smp
gue sering curi-curi waktu untuk sekedar absen wajah lu. ya walau cuma gitu
tapi gue tetep seneng. Pas kita udah lulus, kita beda SMA. Gue udah bener-bener
jarang banget liat lo paling cuma pas reunian aja itupun setahun sekali. Gue
fikir kalo udah jarang ketemu gue bakal lupa sama lo ternyata engga. Sampe saat
ini. Sampe gue harus kembali hanya untuk menceritakan ini semua. Rasa itu masih
ada Nath” Akhirnya. Keluar semua deh isi hati aku. Haaaaaaahhh legaaaaa
bangeet. Aku coba liat reaksi Nathan. Dia cuma diam. Tatapannya kosong menatap
danau. Aku lihat jam dan tinggal 3 menit tersisa.
“Maaf”
samar-samar aku mendengar Nathan bilang maaf. Aku coba memastikan namun
kemudian dia hanya diam.
“Ada
yang bisa gue lakuin untuk gantiin 6 tahun yang udah lu kasih untuk gue?” aku
berfikir. Apa? Aku udah mati bisa minta apa. Ah aku tau. Keinginan yang pengen
banget aku dapetin dari Nathan.
“emm
boleh minta peluk gak? Hehe” ujar aku sambil cengar-cengir. Aku liat Nathan
senyum sambil membuka lebar tanganya agar aku bisa memeluknya. Segera saja aku
memeluk tubuh hangatnya. Ini yang pertama dan terakhir.
Benar
dugaanku tubuhnya hangat. Wangi. Menenangkan. Aku menangis. antara senang dan
sedih. Senang karena akhirnya hal ini terjadi. Sedih karena ini adalah pertemuan
yang terakhir. Aku lihat jam. Mataku terbelalak. Tinggal 1 menit lagi. Aku gak
mungkin tiba-tiba hilang di depan Nathan bisa-bisa dia pingsan. Aku segera melepaskan
pelukanku dengan Nathan. Kemudia menghapus air mataku.
“Thanks
yah. For everything” senyumku dipaksa. Karena jujur rasanya perih sekali harus
berpisah untuk selamanya dengan orang yang begitu kamu cintai.
Aku
pergi jauh dari Nathan. Dan pergi ke tempat yang seharusnya.
EPILOG
Saat
liburan tiba, Nathan balik ke kota Jakarta. Betapa terkejutnya Nathan ketika
dia mendapati kabar bahwa Risya telah tiada 3 bulan yang lalu. Dia masih ingat
pertemuannya antara Risya 2 bulan yang lalu. Antara tidak percaya dan ngeri
Nathan membayangkan pertemuan tersebut. Bahwa Risya yang bersamanya adalah
rohnya Risya.
Namun, Nathan sekarang mengerti apa
yang dimaksud Risya dengan ‘kembali kesini’, awalnya ia bingung, namun sekarang
dia paham. Bahwa dia diminta kembali lagi kedunia untuk menemuinya. Mengutarakan
isi hati yang dipendamnya selama 6 tahun lamanya. Nathan tersenyum. Nathan begitu
berterima kasih atas apa yang Risya lakukan untuknya. Mencintainya. Hingga
akhir hidupnya bahkan setelahnya. Semoga
lo tenang disana ya, Sya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar